Anekdot adalah ceita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya berkisar pada
orang-orang penting dan berdasarkan kejadian sebenarnya atau dapat pula cerita
rekaan.. Yang menjadi partisipan atau pelaku dalam cerita tidak harus penulis
bisa juga orang lain. Teks anekdot berisi peristiwa-peristiwa yang membuat
jengkel atau konyol bagi pelaku yang mengalaminya. Perasaan jengkel dan konyol
seperti itu merupakan krisis yang ditanggapi dengan reaksi dari pertentangan
antara nyaman dan tidak nyaman, puas dan frustasi, serta tercapai dan gagal.
Struktur Teks Anekdot :
1. Abstraksi adalah bagian awal
paragraf yang berfungsi memberi gambaran tentang isi teks. Bagian ini biasanya
menunjukkan hal-hal unik yang ada dalam teks.
2. Orientasi adalah bagian yang
menunjukkan awal kejadian cerita atau latar belakang terjadinya peristiwa. Pada
bagian ini penulis menggambarkan atau bercerita secara detail.
3. Krisis adalah bagian teks
anekdot yang menunjukkan di mana terjadinya peristiwa tersebut atau
permasalahan unik yang dihadapi penulis atau orang yang diceritakan.
4. Reaksi adalah bagian teks
anekdot yang berisi penyelesaial atau cara penulis menyelesaikan permasalahan
di bagian krisis.
5. koda adalah bagian akhir
dari cerita unik tersebut. Bisa juga dengan memberi kesimpulan tentang kejadian
yang dialami penulis atau orang yang ditulis.
Ciri-ciri teks anekdot :
a. Lucu, menarik
b. Mengesankan
c. Berdasarkan pengalaman
pribadi atau rekaan
d. Adanya partisipan / pelaku
e. Berupa kritik atau sindiran
kepada penguasa atau kebijakan pemerintah.
Kaidah
Teks Anekdot :
a.
Berupa
lelucon
b.
Di
dalamnya terkandung kebenaran tertentu yang bisa menjadi bahan pelajaran bagi
khalayak.
c.
Adanya
partisipan
d.
Sindiran
itu dapt diunkapkan dengan pengandaian, sindiran itu dapat diungkapkan dengan
lawan kata.
e.
Menggunakan waktu lampau, seperti :
Saya menemukannya semalam.
f.
Menggunakan pertanyaan retoris,
seperti : Apakah kamu tahu?
g.
Menggunakan kata sambung (konjungsi)
waktu, seperti : kemudian, setelah itu, dll.
h.
Menggunakan kata kerja seperti:
pergi, tulis, dll.
i.
Menggunakan kalimat perintah.
j.
Menggunakan kalimat seru.
Berikut ini
contoh anekdot dalam layanan publik dibidang hukum.
“KUHP dalam anekdot”
Seorang dosen fakultas hukum suatu
universitas sedang memberikan kuliah hukum pidana. Suasana kelas biasa-biasa
saja.
Saat sesi tanya jawab tiba. Ali bertanya pada Pak
Dosen “ Apa kepanjangan KUHP, Pak?” Pak dosen tidak menjawab sendiri melainkan
melemparkannya ke Ahmad. “Saudara Ahmad, coba dijawab pertanyaan saudara Ali
tadi” Pinta Pak dosen. Dengan tegas Ahmad menjawab, “Kasih Uang Habis Perkara
Pak…!”
Mahasiswa lain tentu tertawa sedangkan pak dosen hanya
menggeleng-gelengkan kepala seraya menambah pertanyaan keapad Ahmad “Saudara
Ahmad dari mana Saudara tahu jawaban itu?” Dasar Ahmad. Pertanyaan pak dosen
dijawabnya dengan tegas. “Peribahasa Inggris mengatakan pengalaman adalah guru
yang terbaik, Pak…! Semua mahasiswa di kelas itu tercengang. Mereka
berpandang-pandangan. Lalu mereka tertawa terbahak-bahak.
Gelak tawa mereda. Kelas kembali berlangsung normal.
Tugas 2
Mencari Unsur-Unsur Teks Anekdot
Setelah kalian membaca teks “KUHP dalam Anekdot”,
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
1.
Apakah
yang membuat teks tersebut digolongkan ke dalam teks anekdot?
2.
Ciri-ciri
apa sajakah yang menandai teks anekdot?
3.
Siapakah
partisipan yang digambarkan dalam anekdot itu?
4.
Apakah
cerita pada anekdot itu betul-betul terjadi atau hanya rekaan?
5.
Seandainya
cerita itu betul-betul terjadi, beranikah mahasiswa menjawab pertanyaan
dosennya dengan tidak serius?
6.
Singkatan
KUHP pada anekdot di atas diplesetkan. Apakah maksud dan pesan teks yang
dikandung?
7.
Diskusikanlah
secara berkelompok siapa sebenarnya yang dikritik lewat sindiran dalam anekdot
tersebut!
8.
Apakah
sindiran itu sampai kepada yang dituju?
9.
Tunjukkan
unsur lucu atau konyol yang terdapat di dalam teks tersebut.
10.
Jelaskan
reaksi yang terjadi pada diri dosen dan pada diri mahasiswa.
Kunci Jawaban
1.
Karena
ceritanya lucu, menarik, mengesankan dan mengandung sindiran yang ditujukan
kepada para penegak hukum.
2.
Lucu,
menarik, konyol, adanya partisipan, ada sindiran.
3.
Dosen
fakultas hukum, Ali, Ahmad, dan Mahasiswa lain.
4.
Betul-betul
terjadi karena masih banyak para penegak hukum yang menerima uang suap.
5.
Berani.
6.
Indonesia
sebagai negara hukum seharusnya para penegak hukum menjunjung tinggi hukum
bukan malah menerima uang suap.
7.
Para
penegak hukum.
8.
Bisa
sampai.
9.
KUHP diplesetkan menjadi kasih uang habis
perkara.
10.
Reaksi
yang terjadi pada diri mahasiswa tercengang dan tertawa terbahak-bahak
sedangkan dosen hanya menggeleng-gelengkan kepala.
No comments:
Post a Comment