Unsur
Intrinsik dan Ekstrinsik
Karya
sastra disusun oleh dua unsur yang menyusunnya. Dua unsur yang
dimaksud ialah unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik ialah
unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkan
struktur suatu karya sastra, seperti : tema, tokoh dan penokohan,
alur dan pengaluran, latae dan pelataran, dan pusat pengisahan.
Sedangkan unsur ekstrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya
sastra dari luarnya menyangkut aspek sosiologi, psikologi, dan
lain-lain.
Unsur
Intrinsik
Unsur
intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam.
1.
Tema dan Amanat
Tema
ialah persoalan yang menduduki
tempat utama dalam karya sastra. Tema
mayor ialah tema yang sangat
menonjol dan menjadi persoalan. Tema
minor ialah tema yang tidak
menonjol. Amanat ialah
pemecahan yang diberikan oleh pengarang bagi persoalan di dalam karya
sastra. Amanat biasa disebut makna. Makna dibedakan menjadi makna
niatan dan makna muatan. Makna niatan
ialah makna yang diniatkan oleh
pengarang bagi karya sastra yang ditulisnya. Makna
muatan ialah makana yang termuat
dalam karya sastra tersebut.
2.
Tokoh
dan Penokohan
Tokoh
ialah
pelaku dalam karya sastra. Dalam karya sastra biasanya ada beberapa
tokoh, namun biasanya hanya ada satu tokoh utama. Tokoh
utama ialah
tokoh yang sangat penting dalam mengambil peranan dalam karya sastra.
Dua jenis tokoh adalah tokoh datar (flash character) dan tokoh bulat
(round character). Tokoh
datar ialah
tokoh yang hanya menunjukkan satu segi, misalny6a baik saja atau
buruk saja. Sejak awal sampai akhir cerita tokoh yang jahat akan
tetap jahat. Tokoh
bulat adalah
tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik buruknya, kelebihan dan
kelemahannya. Jadi ada perkembangan yang terjadi pada tokoh ini. Dari
segi kejiwaan dikenal ada tokoh introvert dan ekstrovert. Tokoh
introvert ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh
ketidaksadarannya. Tokoh
ekstrovert ialah
pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh kesadarannya. Dalam karya
sastra dikenal pula tokoh protagonis dan antagonis. Protagonis
ialah
tokoh yang disukai pembaca atau penikmat sastra karena
sifat-sifatnya.
Antagonis
ialah
tokoh yang tidak disukai pembaca atau penikmat sastra karena
sifat-sifatnya. Penokohan
atau perwatakan ialah
teknik atau cara-cara menampilkan tokoh.
Ada
beberapa cara menampilkan tokoh. Cara
analitik,
ialah cara penampilan tokoh secara langsung melalui uraian pengarang.
Jadi pengarang menguraikan ciri-ciri tokoh tersebut secara langsung.
Cara
dramatik,
ialah cara menampilkan tokoh tidak secara langsung tetapi melalui
gambaran ucapan, perbuatan, dan komentar atau penilaian pelaku atau
tokoh dalam suatu cerita. Dialog
ialah
cakapan antara seorang tokoh dengan banyak tokoh. Dualog
ialah
cakapan antara dua tokoh saja. Monolog
ialah
cakapan batin terhadap kejadian lampau dan yang sedang terjadi.
Solilokui
ialah
bentuk cakapan batin terhadap peristiwa yang akan terjadi.
3.
Alur
dan Pengaluran
Alur
disebut
juga plot, yaitu rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab
akibat sehingga menjadi satu kesatuan yang padu bulat dan utuh.
Alur
terdiri atas beberapa bagian :
Awal,
yaitu pengarang mulai memperkenalkan tokoh-tokohnya.
Tikaian,
yaitu terjadi konflik di antara tokoh-tokoh pelaku.
Gawatan
atau rumitan, yaitu konflik tokoh-tokoh semakin seru.
Puncak,
yaitu saat puncak konflik di antara tokoh-tokohnya.
Leraian,
yaitu saat peristiwa konflik semakin reda dan perkembangan alur mulai
terungkap.
Akhir,
yaitu seluruh peristiwa atau konflik telah terselesaikan.
Pengaluran,
yaitu teknik atau cara-cara menampilkan alur. Menurut kualitasnya,
pengaluran dibedakan menjadi alur erat dan alur longggar. Alur erat
ialah alur yang tidak memungkinkan adanya pencabangan cerita. Alur
longgar adalah
alur yang memungkinkan adanya pencabangan cerita. Menurut
kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur tunggal dan alur
ganda. Alur tunggal ialah alur yang hanya satu dalam karya sastra.
Alur
ganda ialah
alur yang lebih dari satu dalam karya sastra. Dari segi urutan waktu,
pengaluran dibedakan kedalam alur lurus dan tidak lurus. Alur lurus
ialah alur yang melukiskan peristiwa-peristiwa berurutan dari awal
sampai
akhir cerita. Alur tidak lurus ialah alur yang melukiskan tidak urut
dari awal sampai akhir cerita. Alur tidak lurus bisa menggunakan
gerak balik (backtracking), sorot balik (flashback), atau campauran
keduanya.
4.
Latar/Setting
dan Pelataran
Latar
disebut
juga setting, yaitu tempat atau waktu terjadinya peristiwa-peristiwa
yang terjadi dalam sebuah karya sastra. Latar atau setting dibedakan
menjadi latar material dan sosial. Latar
material ialah
lukisan latar belakang alam atau lingkungan di mana tokoh tersebut
berada. Latar
sosial,
ialah lukisan tatakrama tingkah laku, adat dan pandangan hidup.
Sedangkan Pelataran
ialah
teknik atau cara-cara menampilkan latar. Pusat
pengisahan ialah
dari mana suatu cerita dikisahkan oleh pencerita. Pencerita di sini
adalah pribadi yang diciptakan pengarang untuk menyampaikan cerita.
Paling tidak ada dua pusat pengisahan yaitu pencerita sebagai orang
pertama dan pencerita sebagai orang ketiga. Sebagai orang pertama,
pencerita duduk dan terlibat dalam cerita tersebut, biasanya sebagai
aku dalam tokoh cerita. Sebagai orang ketiga, pencerita tidak
terlibat dalam cerita tersebut tetapi ia duduk sebagai seorang
pengamat atau dalang yang serba tahu.
5.
Sudut
Pandang
Sudut
Pandang adalah posisi/kedudukan pengarang dalam membawakan cerita.
Sudut pandang dibedakan atas : Sudut
pandang orang kesatu adalah
pengarang berfungsi sebagai pelaku yang terlibat langsung dalam
cerita, terutama sebagai pelaku utama. Pelaku utamanya (aku, saya,
kata ganti orang pertama jamak : kami, kita). Sudut
pandang orang ketiga adalah
pengarang berada di luar cerita, ia menuturkan tokoh-tokoh di luar,
tidak terlibat dalam cerita. Pelaku utamanya (ia, dia, mereka,kata
ganti orang ketiga jamak, nama-nama lain)
Unsur
Ekstrinsik
Tidak
ada sebuah karya sastra yang tumbuh otonom, tetapi selalu pasti
berhubungan secara ekstrinsik dengan luar sastra, dengan sejumlah
faktor kemasyarakatan seperti tradisi sastra, kebudayaan lingkungan,
pembacan sastra, serta kejiwaan mereka. Dengan demikian, dapat
dinyatakan bahwa unsur ekstrinsik ialah unsur yang
membentuk
karya sastra dari luar sastra itu sendiri. Untuk melakukan pendekatan
terhadap unsur ekstrinsik, diperlukan bantuan ilmu-ilmu kerabat
seperti sosiologi, psikologi, filsafat, dan lain-lain.
UNSUR
EKSTRINSIK
Unsur
Ekstrinsik adalah
unsur yang membangun karya sastra dari luar
Latar
Belakang Penciptaan adalah
kapan karya sastra tersebut diciptakan
Kondisi
masyarakat pada saat karya sastra diciptakan adalah
keadaan masyarakat baik itu ekonomi, sosial, budaya,politik pada saat
karya sastra diciptakan