Serigala
dan Kelinci Keras Kepala
Pada
zaman dahulu, hiduplah seekor Serigala. Ia mempunyai kebun mentimun
yang sekelilingnya dipagari duri. Hal itu dimaksudkan agar manusia
dan hewan-hewan lain tidak bisa memasuki kebunnya.
Tidak
jauh dari kebun itu, terdapat seekor Kelinci Kecil bersama ibunya
yang tinggal di sebuah lubang. Kelinci ini selalu keluar dari
lubangnya dan menunggu sampai Serigala pergi meninggalkan ladang
untuk mencari ayam atau yang lainnya untuk dimakan. Setelah merasa
yakin Serigala telah pergi, Kelinci keluar dari lubang, lalu melompat
dan masuk ke kebun dengan melewati bawah pagar duri. Ia memakan
mentimun dan memotongnya. Setelah itu, ia kembali ke lubang. Ibunya
yang selalu mengingatkannya agar waspada dari ancaman Serigala.
"Janganlah
engkau pergi ke kebun mentimun, Anakku. Dengarkan nasihat ibu. Jangan
kau pergi ke kebun itu. Jika Serigala menangkapmu, ia akan
memakanmu," kata ibunya.
Sementara
itu, setiap kali Serigala pulang, ia menemukan buah mentimunnya telah
dimakan dan terpotong. Ia heran dan berpikir, siapa gerangan yang
masuk dari pagar dan memakan mentimunnya.
Suatu
hari Serigala bermaksud melakukan pengintaian untuk mengetahui siapa
yang selalu memasuki kebunnya. Ia bersembunyi di balik pohon dan
menunggu siapa gerangan yang datang. Tiba-tiba, seperti biasa,
Kelinci Kecil keluar dari lubangnya dan melompat-lompat, masuk dari
bawah kawat berduri. Setelah sampai di kebun, ia mulai memakan
mentimun.
Mengetahui
hal itu, Serigala segera menyerangnya. Ia berlari dengan cepat dan
memasuki kebunnya. Namun demikian, Serigala tidak berhasil menangkap
Kelnci Kecil itu. Kemudian Kelinci Kecil masuk ke lubangnya dan
mendatangi ibunya dengan terengah-engah.
"Apa
yang terjadi?" tanya ibunya. Lalu kelinci menceritakan apa yang
terjadi dengan Serigala. "Bukankah telah aku peringatkan jangan
kau pergi ke kebun itu?" kata ibunya lagi.
Tetapi,
Kelinci itu keras kepala dan tidak pernah mendengar ucapan ibunya.
Setiap hari ia masih selalu datang ke kebun itu di saat Serigala
pergi. Akhirnya, Serigala mencari siasat untuk menjebak dan menangkap
Kelinci yang keras kepala itu. Ia pergi dan mengumpulkan getah dari
pohon karet yang ada di sekelilingnya. Getah ini dijadikan sebuah
patung kelinci buatan yang mirip dengan Kelinci keras kepala itu dan
meletakkannya di tengah ladang. Ketika Kelinci keluar dari lubang dan
masuk dari pagar berduri seperti biasanya, ia melihat ada yang
menyerupainya di tengah kebun. Ia mengira itu kelinci lain. Kemudian
Kelinci Kecil menghampiri kelinci buatan yang berdiri di hadapannya.
"Apa
yang kau lakukan di kebun ini? Apa yang kau inginkan? Kau kira kau
lebih kuat dariku?" tanya Kelinci Kecil kesal. Ia memukulnya
dengan tangan kanannya. Tangannya menyentuh kelinci getah itu, dan
tentu saja ia tidak dapat melepaskannya.
Kelinci
buatan itu seolah menggerakkan tangannya dan menangkap tangan kanan
Kelinci Kecil sehingga ia tidak dapat melepaskan tangannya.
"Ugh!
Kau memegang tanganku?" hardik Kelinci Kecil sambil memukul
dengan tangan kirinya. Kelinci nakal itu berusaha melepaskan
tangannya. Ia bergerak ke kirl dan ke kanan, tetapi tetap tidak
berhasil. Karena gerakannya itu, kelinci getah menyentuh bulu dan
ekornya. Pada saat itu, keluarlah Serigala dari balik pohon.
"Sekarang
kau terkena tipuanku, aku akan meninggalkanmu agar kau tersiksa oleh
getah ini," kata Serigala sambil menyeringai puas.
"Aku
senang seperti ini. Getah ini tidak menyakitiku. Aku akan merasa
sakit jika kau lemparkan aku ke atas duri itu," kata Kelinci
Kecil sambil matanya mengerling ke arah duri pagar.
"Baik,
jika duri membuatmu sakit, aku akan melemparkanmu ke sana," ujar
Serigala kesal. Kemudian ia menangkap Kelinci dan melemparkannya ke
arah duri.
Sebenarnya
ucapan Kelinci tadi hanya siasat saja, agar ia dapat melepaskan diri
dari getah itu. Ketika Serigala melemparkannya ke duri, ia segera
melompat dan melompat, lalu berlari jauh, masuk lubang untuk menemui
ibunya kembali.
Ketika
Sang Ibu melihatnya, ia kaget melihat bulu-bulu anaknya rontok,
kulitnya terkena getah, dan ekornya terkelupas.
"Apa
yang terjadi padamu?" tanya ibunya.
Kelinci
menceritakan apa yang telah dialaminya.
"Engkau
pantas mendapatkan ini. Ini adalah balasan bagi anak kelinci yang
keras kepala dan tidak mau mematuhi nasihat ibunya."
Sejak
saat itu Kelinci tidak pernah lagi ke kebun Serigala. (Abdul Aziz
Abdul Majid)*
No comments:
Post a Comment