Friday, June 15, 2018

Cerita Fabel

Serigala dan Kelinci Keras Kepala

Pada zaman dahulu, hiduplah seekor Serigala. Ia mempunyai kebun mentimun yang sekelilingnya dipagari duri. Hal itu dimaksudkan agar manusia dan hewan-hewan lain tidak bisa memasuki kebunnya.
Tidak jauh dari kebun itu, terdapat seekor Kelinci Kecil bersama ibunya yang tinggal di sebuah lubang. Kelinci ini selalu keluar dari lubangnya dan menunggu sampai Serigala pergi meninggalkan ladang untuk mencari ayam atau yang lainnya untuk dimakan. Setelah merasa yakin Serigala telah pergi, Kelinci keluar dari lubang, lalu melompat dan masuk ke kebun dengan melewati bawah pagar duri. Ia memakan mentimun dan memotongnya. Setelah itu, ia kembali ke lubang. Ibunya yang selalu mengingatkannya agar waspada dari ancaman Serigala.
"Janganlah engkau pergi ke kebun mentimun, Anakku. Dengarkan nasihat ibu. Jangan kau pergi ke kebun itu. Jika Serigala menangkapmu, ia akan memakanmu," kata ibunya.
Sementara itu, setiap kali Serigala pulang, ia menemukan buah mentimunnya telah dimakan dan terpotong. Ia heran dan berpikir, siapa gerangan yang masuk dari pagar dan memakan mentimunnya.
Suatu hari Serigala bermaksud melakukan pengintaian untuk mengetahui siapa yang selalu memasuki kebunnya. Ia bersembunyi di balik pohon dan menunggu siapa gerangan yang datang. Tiba-tiba, seperti biasa, Kelinci Kecil keluar dari lubangnya dan melompat-lompat, masuk dari bawah kawat berduri. Setelah sampai di kebun, ia mulai memakan mentimun.
Mengetahui hal itu, Serigala segera menyerangnya. Ia berlari dengan cepat dan memasuki kebunnya. Namun demikian, Serigala tidak berhasil menangkap Kelnci Kecil itu. Kemudian Kelinci Kecil masuk ke lubangnya dan mendatangi ibunya dengan terengah-engah.
"Apa yang terjadi?" tanya ibunya. Lalu kelinci menceritakan apa yang terjadi dengan Serigala. "Bukankah telah aku peringatkan jangan kau pergi ke kebun itu?" kata ibunya lagi.
Tetapi, Kelinci itu keras kepala dan tidak pernah mendengar ucapan ibunya. Setiap hari ia masih selalu datang ke kebun itu di saat Serigala pergi. Akhirnya, Serigala mencari siasat untuk menjebak dan menangkap Kelinci yang keras kepala itu. Ia pergi dan mengumpulkan getah dari pohon karet yang ada di sekelilingnya. Getah ini dijadikan sebuah patung kelinci buatan yang mirip dengan Kelinci keras kepala itu dan meletakkannya di tengah ladang. Ketika Kelinci keluar dari lubang dan masuk dari pagar berduri seperti biasanya, ia melihat ada yang menyerupainya di tengah kebun. Ia mengira itu kelinci lain. Kemudian Kelinci Kecil menghampiri kelinci buatan yang berdiri di hadapannya.
"Apa yang kau lakukan di kebun ini? Apa yang kau inginkan? Kau kira kau lebih kuat dariku?" tanya Kelinci Kecil kesal. Ia memukulnya dengan tangan kanannya. Tangannya menyentuh kelinci getah itu, dan tentu saja ia tidak dapat melepaskannya.
Kelinci buatan itu seolah menggerakkan tangannya dan menangkap tangan kanan Kelinci Kecil sehingga ia tidak dapat melepaskan tangannya.
"Ugh! Kau memegang tanganku?" hardik Kelinci Kecil sambil memukul dengan tangan kirinya. Kelinci nakal itu berusaha melepaskan tangannya. Ia bergerak ke kirl dan ke kanan, tetapi tetap tidak berhasil. Karena gerakannya itu, kelinci getah menyentuh bulu dan ekornya. Pada saat itu, keluarlah Serigala dari balik pohon.
"Sekarang kau terkena tipuanku, aku akan meninggalkanmu agar kau tersiksa oleh getah ini," kata Serigala sambil menyeringai puas.
"Aku senang seperti ini. Getah ini tidak menyakitiku. Aku akan merasa sakit jika kau lemparkan aku ke atas duri itu," kata Kelinci Kecil sambil matanya mengerling ke arah duri pagar.
"Baik, jika duri membuatmu sakit, aku akan melemparkanmu ke sana," ujar Serigala kesal. Kemudian ia menangkap Kelinci dan melemparkannya ke arah duri.
Sebenarnya ucapan Kelinci tadi hanya siasat saja, agar ia dapat melepaskan diri dari getah itu. Ketika Serigala melemparkannya ke duri, ia segera melompat dan melompat, lalu berlari jauh, masuk lubang untuk menemui ibunya kembali.
Ketika Sang Ibu melihatnya, ia kaget melihat bulu-bulu anaknya rontok, kulitnya terkena getah, dan ekornya terkelupas.
"Apa yang terjadi padamu?" tanya ibunya.
Kelinci menceritakan apa yang telah dialaminya.
"Engkau pantas mendapatkan ini. Ini adalah balasan bagi anak kelinci yang keras kepala dan tidak mau mematuhi nasihat ibunya."
Sejak saat itu Kelinci tidak pernah lagi ke kebun Serigala. (Abdul Aziz Abdul Majid)*


No comments:

Post a Comment