Thursday, July 12, 2018

GEGURITAN PERPISAHAN SMP N 1 KLIRONG KEBUMEN



Zaman Iki Wis Banget Tuo
Dening : Turiyo Ragil Putra

Ngger, anakku
Zaman iki wis banget tuo
Kebudayaan wis rontang – ranting
Subasito mung kari crito

Ojo maneh sinom, dhandhanggula, utawa gambuh
Salirik geguritan wae, wis ora ono sing nggape
Kejaba kerlap-kerlipe lintang ing langat kono
Sing setyo ngrenggoni sepine wengi

Binareng anggambare cempaka sari
Wis ora ono tembang kinanthi
Sing mbiyen tansah methuk eseme rembulan
Nalika bocah-bocah dolanan jamuran

Wis ora ono, ngger
Kejaba swara tangis
Saka pang-pang lan godhong melati
Sing dumadhakan ceblok tanpa daya ngrungkebi bumi

Zaman iki wis banget tuo, anakku
Ojo mimpi kembang guritan ngrenggoni taman
Bocah angon galik-galik kehidupan



Ojo Lali
Dening : Eko Wahyudi

Anak-anakku
Dino iki dino kang dianti-anti
Kanggo mujudake racikaning ukara dadi sesanti
Digurit, diukir ing watu prasasti

Anak-anakku
Opo kowe wis lali?
Umurmu ing pawiyatan iki
Telung taun wae isih kurang telung sasi
Biyen nalika sepisan mlebu sekolah
Mindhak-mindhik, isin-isin, lan wedi-wedi
Setaun bacute wis wani gemagah, kepara, kemayu, lan kemaki

Anak-anakku
Kowe yo ra ngerti
Menawa wong tuomu datan melu
Direwangi adus kringet kanggo mbasuh greget
Nungsang jempalik kanggo melik gegayuhan mukti
Rino wengi tanpa kendhat sesambat marang gusti


Anak-anakku
Opo kowe isih kumawani
Opo oleh-olehmu kanggo sangu bali ngadhep wong tuo
Supoyo isih pantes sungkem lan ngaras pada

Anak-anakku
Ojo lali
Bapak Ibu Dwija pindha ngenteni laire jabang bayi
Arep pindha tetuko apadene wisanggeni
Krana kelas sanga umure kari sangang wulan sepuluh dina
Wis sue sliramu kabeh jinamas ing kawah candradimuka
Dipeper, digembleng, lan digladhi
Sawernaning kawruh ngitung, nyimak, nulis, lan moco
Mulo jingglengna oncatmu soko kelas pitu, wolu, lan songo

Anak-anakku
Daksangoni pangeling-eling
Supoyo ing tembe kowe kabeh ojo pangling
Jembare donya kang sagodhong kelor, ojo ndadekake drajatmu dadi asor
Jambare bumi kang gari senyari ojo gelem dadi wong mburi
Jangkahmu ngupadi gegayuhan mung kari sekilan mulo ojo ketinggalan
Jajahen desa wilangen kori, kowe bakal ngerti wewadi ing tembe mburi

Tuesday, July 10, 2018

MENGELOLA MANAJEMEN PRODUKSI TEATER DENGAN APIK



I.      Teater dalam Konsep Manajemen
Menurut Siswanto (2008:7) manajemen adalah ilmu dan seni dalam melakukan tindakan guna mencapai tujuan. Sebagai ilmu, manajemen mengakumulasikan sejumlah pengetahuan yang sistematis dalam melakukan suatu pekerjaan. Sementara, manajemen sebagai seni bukan seperti seni pada umumnya seperti musik, tari, drama, atau sastra. Sebagai seni, manajemen dilakukan berdasarkan olah rasa manusia atas kemahiran, keterampilan, pengalaman, dan ketekunan dalam bekerja untuk mencapai tujuan bersama.
Berkaitan dengan pementasan drama/teater, manajemen dapat diterapkan pada berbagai usaha dan kegiatan dari sekelompok manusia dalam mencapai tujuan yang telah disepakatinya. Dengan demikian, dalam menangani suatu pementasan teater, semua faktor utama seperti orang-orang yang bekerja di belakang panggung, seniman pelaku, petugas gedung dan pelayan penonton sudah seharusnya memiliki komitmen bersama, yaitu menggalang kerja sama dan bekerja bersama-sama untuk keberhasilan pertunjukan. Di Indonesia, pengetahuan dan pengalaman manajemen mulai dibutuhkan dan diterapkan dalam penyelenggaraan suatu pertunjukan, ketika peran tontonan bergeser menjadi hiburan atau kesenian populer yang digarap secara profesional.
“Dalam bentuk yang lebih modern, pertunjukan teater diselenggarakan dengan cara yang profesional. Profesional dalam hal ini adalah adanya manajemen yang matang dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pascaproduksinya”. (Wijaya, 2007:192)
Petikan di atas mengandung maksud bahwa profesionalisme dalam teater yang ditawarkan Putu Wijaya meliputi pengelolaan suatu pertunjukan seni—agar tujuan pementasan teater khususnya; bisa berjalan lancar dan berhasil dengan baik—penerapan manajemen sebagai ilmu dan seni sangat diperlukan. Bukan semata-mata untuk tujuan komersil, melainkan juga sebagai proses belajar. Dengan kata lain, ada beberapa hal pokok dan menjadi kunci dan sangat penting untuk dijadikan pegangan dalam mengatur jalannya suatu pertunjukan, di antaranya, sebelum mengadakan pertunjukan harus diketahui dahulu kapasitas pekerjaan yang akan dilakukan. Ini menyangkut masalah proses penentuan tujuan, perencanaan, pengaturan, pelaksanaan dan pengarahan atau penggerakan, serta pengawasan sampai tujuan.
Demikian juga dengan apa yang disebut dengan prinsip-prinsip manajemen, sebagai dalil-dalil umum manajemen mutlak harus dilaksanakan untuk dapat menjamin keberhasilan dalam mengelola suatu pertunjukan teater.

II.    Organisasi Pertunjukan
Organisasi pertunjukan menurut Rendra mempunyai dua unsur, yakni (a) unsur tata usaha (b) unsur tata kesenian.
a.   Unsur Tata Usaha
Unsur tata usaha adalah unsur organisasi yang menangani masalah yang tidak ada hubungannya dengan unsur kesenian. Adapun unsur perorangannya sebagai berikut.
1.   Produser
Kewajiban:
a)     Menyiapkan dan menyediakan kebutuhan seluruh pertunjukan
b)     Membagi keuntungan
Wewenang:
a)     Berhak mendapatkan laporan mengenai persiapan dan jalannya produksi dari ketua panitia.


2.   Ketua panitia
Kewajiban:
a)     Mengkoordinasi seluruh anggota panitia
b)     Memeriksa perkembangan pekerjaan
c)      Menyiapkan anggaran belanja dengan mengindahkan usulan dari seluruh anggota untuk diajukan kepada produser
d)     Memberikan laporan kepada produser, baik persiapan, proses, maupun hasil produksi.
e)     Bertanggung jawab mengurus izin pertunjukan dan persoalan pajak.
f)        Membentuk dan membubarkan panitia
g)     Memimpin kerja harian panitia pertunjukan
Wewenang:
a)     Mengerahkan tenaga dan usaha setiap anggota panitia sesuai dengan kewajiban masing-masing.
b)     Menentukan kebijaksanaan produksi nonartistik dan juga kebijaksanaan penjualan seluruh produksi pertunjukan
3.   Sekretaris
Kewajiban:
a)     Menyelenggarakan surat-menyurat
b)     Mengurus perbanyakan naskah pertunjukan
wewenang
a)     Mengurus dokumentasi tentang semua kegiatan pertunjukan
b)     Mewakili panitia apabila ia tidak hadir
4.   Pemegang buku keuangan
Kewajiban:
a)     Membuat pembukuan keuangan
b)     Melaporkan keadaan keuangan kepada ketua panitia secara periodik
Membantu ketua panitia dalam menyusun anggaran belanja
Wewenang:
a)     Menegakkan disiplin dalam hal keluar masuk keuangan
5.   Kasir
Kewajiban:
a)     Menyimpan uang
b)     Membuat pembukuan keluar masuknya uang
Wewenang:
a)     Menegakkan disiplin dalam hal keluar masuk uang
6.   Pemegang karcis/tiket
Kewajiban:
a)     Pengadaan karcis/tiket pertunjukan
b)     Mengatur sirkulasi tiket dan mencatatnya
Wewenang:
a)     Menegakkan disiplin dalam hal penyimpanan dan keluar masuk tiket
7.   Pengurus publikasi
Kewajiban:
a)     Mempublikasikan pertunjukan
b)     Berurusan dengan wartawan mengenai semua pemberitaan tentang pertunjukan
Wewenang:
a)     Mencegah adanya pemberitaan negatif mengenai pertunjukan
b)     Menentukan rencana poster-poster dan bentuk publikasi lainnya
8.   Pengurus kendaraan
Kewajiban:
a)     Mengatur dengan praktis dan adil pemakaian semua kendaraan yang dipakai
Wewenang:
a)     Menegakkan disiplin dalam hal pemakaian kendaraan
9.   Pengurus kesejahteraan
Kewajiban:
a)     Mengurusi konsumsi makan dan minum pada saat diperlukan
b)     Mengurusi kesehatan pemain
c)      Mengurusi ruang latihan yang diperlukan
d)     Membantu panitia dalam hal umum bila diperlukan
e)     Mengurusi keamanan gedung pada waktu pertunjukan berlangsung
Wewenang:
a)     Menegakkan disiplin dalam bidang kesejahteraan
b)     Bebas memilih dan mengangkat para pembantu
10.             Pengurus gedung
Kewajiban:
a)     Mengurusi pengadaan gedung pertunjukan
b)     Mengurus penerimaan penonton
c)      Mengurus penjagaan pintu masuk pertunjukan
d)     Mengawasi kebutuhan penonton di dalam gedung
Wewenang:
a)     Menegakkan disiplin dalam hal pemakaian fasilitas gedung


b.   Unsur Tata Kesenian
Unsur tata kesenian adalah unsur organisasi yang berhubungan dengan “isi” semua kegiatan pertunjukan yang akan diseleggarakan. Oleh karena itu,  unsur tata kesenian merupakan unsur terpenting. Mereka harus diberi suasana yang bisa memperkembangkan pikiran serta perlu dijaga agar mereka tak perlu berurusan dengan segi praktis tata usaha.
Adapun susunan perorangan kelompok ini adalah sebagai berikut.

Saturday, July 7, 2018

Menganalisis Struktur Batin Puisi Senja di Pelabuhan Kecil Karya Chairil Anwar,1946



Menganalisis Struktur Batin Puisi


Senja di Pelabuhan Kecil
Karya Chairil Anwar,1946

Buat Sri Aryati
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
Di antara gudang-gudang, rumah tua , pada cerita
Tiang serta temali. Kapal, perahu tiada yang berlaut,
Menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam, ada juga kelepak elang
Menyinggung muram,desir hari lari berenang
Menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini, tanah, air tidur, hilang ombak.
Tiada lagi, aku sendiri, Berjalan
Menyisir semenanjung, masih penggap harap
Sekali tiba di ujung dan sekali selamat jalan
Dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa berdekap

Analisis struktur batin puisi di atas antara lain :
1.     Tema
Bertema tentang kedukaan karena kegagalan cinta atau cinta yang gagal shingga menimbulkan kedukaan.
2.     Perasaan
Perasaan penyair pada waktu menciptakan puisi merasakan kesedihan, kedukaan, kesepian, dan kesendirian itu disebabkan oleh kegagalan cintanya dengan Sri Ayati. Bahkan sedu tangisnya menggumandang sampai ke pantai keempat karena kegagalan cintanya. Harapan untuk mendapatkan perempuan pujaannya diumpamakan sebagai ”pelabuhan cinta”.
3.     Nada
Penyair menceritakan kegagalan cintanya dengan nada ratapan yang sangat mendalam, karena lukanya benar-benar sangat dalam.
4.     Amanat
Penyair inggin mengungkapkan kegagalan cintanya yang menyebabkan seseorang seolah-olah kehilangan segala-galanya. Cinta yang sungguh-sungguh akan menyebabkab seseorang menghayati apa arti kegagalan secara total.